Assiry gombal mukiyo, 30 Agustus 2014
Agama itu akhlak; dan akhlak meliputi apa saja. Tak ada satu urusan pun dari perdagangan sampai pemerintahan, kehidupan berkeluarga, bertani, yang tidak melibatkan akhlak. Yang nomor satu menghancurkan Islam bukanlah orang-orang sekuler, melainkan justru orang yang merasa paling Islam.
Salah satu efeknya, mengkafir 2kan seagamanya sendiri yang tidak sefaham. Bahkan mereka sampai pada tingkat tidak apa-apa melacur asalkan hasilnya dipakai untuk memperjuangkan Islam.
Ada ulama yang keras yang untuk memaknai ekspresi menghormati bendera pada perayaan 17 agustusan saja tidak bisa karena dinilai hal itu adalah syirik. Syirik itu kan terletak di dalam pikiran dan hatimu. Sembahyang menghadap Ka’bah juga bisa syirik kalau salah struktur berpikirmu. Mencium Hajar Aswad kan juga bukan untuk mencium batunya, tapi ungkapan kemesraan dengan Allah dan Rasulullah. Masa nggak ngerti dunia simbolik? Potong tangan dimaknai sebagai hanya potong tangan, jihad dimaknai sebagai " membunuh "orang kafir.
Kalau selama ini mind set cara berfikir kita masih dangkal seperti ini ya tunggu saja saat kehancuran islam karena polah tingkah dan cara fikir kita sendiri.
Selama ini yang dipentingkan adalah menjadi orang Islam. Melakukan apa saja kalau belum menjadi Islam, batal semua. Meskipun sedikit kebenaran atas apa yang dilakukan oleh Ahok gubernur Jakarta misalnya, karena dia bukan Islam lantas kita kutuk-kutuk disalah-salahkan. Padahal sesungguhnya Islam adalah cara untuk menjadi manusia yang lebih baik. Sementara banyak orang yang menjadi manusia saja belum .
0 komentar:
Posting Komentar