Assiry gombal mukiyo,13 Juli 2013
Kalau saya shalat, bukan saya benar-benar shalat. Itu saya ngakali dan menipu Tuhan. Shalat saya hanya alat untuk mencari kemungkinan tambahan agar tercapai kepentingan tertentu yang saya simpan diam-diam dan Anda tak boleh tahu.
Misalnya, shalat saya bertujuan agar cita-cita saya tercapai, di bidang kekuasaan, kenaikan pangkat, atau pembengkakan deposito bank saya. Tetapi aslinya pamrih saya Anda tak akan tahu, sebab Anda terlalu meremehkan atau under estimate terhadap tingkat kejahatan dan keserakahan hidup saya.
Jika saya Puasa misalnya, bukan benar -benar saya sedang puasa lho. Saya hanya pura-pura berlapar -lapar dan juga sengaja memberikan kesan kering pada bibir saya biar akting puasa saya terlihat lebih nyata dan menjiwai .
Puasa yang saya jalankan haya pada rotase bagaimana saya bisa menduduki pada wilayah kesadaran mengumbar nafsu yang terselubung. Misalnya diam-diam saya minum, atau mampir di Warung Pojok Terminal yang ditutupi kain, atau kadang-kadang juga booking PK meskipun saya tau itu bulan puasa.
Tapi ketika giliran bedug maghrib berbunyi saya menjadi orang yang paling merasakan khusuknya berbuka.
Mudah -mudahan anda ngga seperti saya yang berperilaku seperti itu.
Jadi jika ada pengemis yng memang sengaja dijamurkan di musim puasa itu bukan karena alasan kebetulan menjamur. Tapi ada sebuah sistem keuntungan secara sistematis ekonomi yang menjadi alasan utama untuk berbondong -bondong mengemis.
Walaupun ngga bisa kita pukul rata demikian. Beberapa orang yang memang asli jika tidak mengemis dan meminta tidak bisa makan atau keperluan primer lainnnya untuk sekedar berteduh dengan keluarganya.
Entah dengan memakai pakaian lusuh, membawa anak panti dengan sistem sewa harian, meskipun mereka mampu untuk tidak mengemis dan meminta-minta.
Sebagai kebiasaan seseorang yang kuat dan mempu bekerja dengan baik tetapi lebih suka mengemis atau memang dikarenakan faktor yang tidak memungkinkan lagi bagi seseorang tersebut untuk mencari pekerjaan lain selain menjadi pengemis. melihat fenomena demikian, ”hendaknya anda berniat memberi, jangan karena dimintai. Kalau memberi karena dimintai apa hebatnya, apa mulianya tetapi kalau memberi tidak diminta itu baru nikmat dan luar biasa di mata Tuhan .
sungguh hebatnya jika sampean ngga suka rujak pedas tapi sampean tetap mau memakannya dengan ikhlas, meskipun akhirnya anda pecirit di celana setelahnya itu.
0 komentar:
Posting Komentar