Assiry gombal mukiyo, 23 Oktober 2016
Kelebihan orang punya karya itu
(dalam bidang apa pun), walaupun karyanya dibeli orang atau sudah jadi
milik orang lain, tapi tetap nama si penciptanyalah yang akan disebut
orang. Misalkan anda membeli buku novel karya Andrea Hirata, secara
hukum barangnya adalah milik anda, tapi kalau anda ditanya orang, itu
novel siapa? Maka secara otomatis anda akan bilang, "itu novel (karya)
Andrea Hirata."
Demikian juga
lukisan, jika anda membeli lukisan Affandi, dan ketika dia tergantung di
dinding rumah anda dan ada orang yang menanyakan, "itu lukisan siapa?"
Pasti anda tidak akan nekad bilang, "itu lukisan saya," tapi justru
dengan bangga anda akan bilang, "itu lukisan Affandi."
Ada sebuah lukisan kaligrafi indah yang terpampang pada dinding sebuah rumah megah. Atau ada illuminasi memukau berpadu dengan kaligrafi yang dikemas dengan warna yang cantik di sebuah kubah Masjid. Tentu nama anda yang disebut jika memang anda adalah pembuatnya.
Saya sendiri banyak bertemu orang-orang hebat dengan beragam profesi, mulai dari Menteri, Gubernur, Pengusaha, Pimpinan Pesantren, Ulama, Kolektor, Pengurus Masjid dan DKM dan siapapun saja dan dimana saja adalah karena dipertemukan oleh karya, bukan karena lobi yang hebat atau kasak-kusuk sana-sini, apalagi bertingkah sok akrab dengan mereka. Bukan, tapi karya-karya itulah yang mendekatkan, mempertemukan, dan menarik mereka ke dalam kehidupan saya. Meskipun terkadang sepanjang malam harus saya lalui hanya dengan mengutak-atik komposisi warna dan lukisan, tentu untuk menghasilkan sebuah karya baik lukisan maupun kaligrafi yang indah menurut saya.
Maka berkaryalah, atau dilupakan dan hilang ditelan jaman, entah anda pemula atau tidak yang penting teruslah berkarya, tidak menjadi penting karya itu pada suatu ketika ada di tangan siapa, di Masjid mana, lukisanmu dibeli oleh kolektor mancanegara atau cuma gagah bersandar pada dinding rumahnya ketua RT yang memilikinya. Tapi nama anda akan abadi, bahkan sesudah kematian menjemputmu.
Ada sebuah lukisan kaligrafi indah yang terpampang pada dinding sebuah rumah megah. Atau ada illuminasi memukau berpadu dengan kaligrafi yang dikemas dengan warna yang cantik di sebuah kubah Masjid. Tentu nama anda yang disebut jika memang anda adalah pembuatnya.
Saya sendiri banyak bertemu orang-orang hebat dengan beragam profesi, mulai dari Menteri, Gubernur, Pengusaha, Pimpinan Pesantren, Ulama, Kolektor, Pengurus Masjid dan DKM dan siapapun saja dan dimana saja adalah karena dipertemukan oleh karya, bukan karena lobi yang hebat atau kasak-kusuk sana-sini, apalagi bertingkah sok akrab dengan mereka. Bukan, tapi karya-karya itulah yang mendekatkan, mempertemukan, dan menarik mereka ke dalam kehidupan saya. Meskipun terkadang sepanjang malam harus saya lalui hanya dengan mengutak-atik komposisi warna dan lukisan, tentu untuk menghasilkan sebuah karya baik lukisan maupun kaligrafi yang indah menurut saya.
Maka berkaryalah, atau dilupakan dan hilang ditelan jaman, entah anda pemula atau tidak yang penting teruslah berkarya, tidak menjadi penting karya itu pada suatu ketika ada di tangan siapa, di Masjid mana, lukisanmu dibeli oleh kolektor mancanegara atau cuma gagah bersandar pada dinding rumahnya ketua RT yang memilikinya. Tapi nama anda akan abadi, bahkan sesudah kematian menjemputmu.
0 komentar:
Posting Komentar