Muhammad Assiry Jasiri,16 Februari 2014
Salah satu karakter kita adalah senang bila mendapatkan hal-hal yang gratis/ hadiah bahkan hingga sogokan sekalipun.
Kiita juga sama-sama melihat, masjid yang menjadi ajang lomba
sekonyong-konyong menjadi ramai penuh sesak karena program Sholat jamaah
berhadiah.
Kabar
diperlombakannya ibadah, apa pun bentuknya, sudah hal biasa di
Indonesia. Dari tingkat RT dan RW, misalnya, Berbagai lomba sering
terdengar di lingkungan kita, lomba Adzan, hafalan Qur’an, membaca
Quran, lomba Kaligrafi, lomba ceramah dan lain sebagainya. Belum lagi
ditingkat nasional ada MTQ (Musabaqah Tilawati Quran).
Dari perspektif mana pun tidak ada yang salah, walaupun apa yang dilakukan oleh walikota Bengkulu itu sangat kontroversi, banyak yang mendukung juga tidak sedikit yang mencemooh. Hal itu menjadi wajar sebagai akibat dari tumbuh kembangnya kehidupan berdemokrasi di Indonesia. Siapa pun memiliki hak untuk memuji, mengkritik, mencemooh bahkan mencaci-maki seseorang yang tidak disukainya.Inilah budaya yang katanya disebut adiluhung dan kita bangga -banggakan.
Kita, dengan mata telanjang dan cara perpikir sederhana membuat simpulan bahwa orang-orang yang ke Mssjid At Taqwa di kota Bengkulu dikarenakan turut berpartisipasi dalam lomba, atau memang betul -betul sholat bukan karena Innova dan hadiah lainnya.Padahal kalau kita menelisik lebih dalam hakikat sholat adalh karena Alah (inna shalatii wanusukii wamahyaaya wa mamati lillahi rabbi al 'alamiin ). Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku itu hanya karena Allah .
Tidak tanggung-tanggung hadiah yang ditebarkan oleh Pemkod; mobil, umroh, haji dan masih banyak hadiah yang menarik.Tujuan diselenggarakannya event itu adalah untuk menciptakan Bengkulu sebagai Kota Religius dengan cara meramaikan masjid pada waktu salat. Hadiah tersebut diberikan sebagai motivasi dan pengharagaan bagi mereka yang telah melaksanakan ibadah sholat berjamaah..
Saya tidak mempermasalahkan program tersebut, sepanjang tidak mengabaikan program yang lebih penting, misalnya mengabaikan hak-hak warga kurang mampu/miskin entah dari aspek pendidikan, kesehatan dan ketersediaan lapangan pekerjaan unruk mnciptak kesejahteraan bersama.
Sudah tidak dipungkiri jika bngsa ini para pemimpinnya doyan membagi 2kan BLT(Bantuan lansung tunai), memberi hadiah ini dan itu tapi tidak mempertimbangkan dampak psikologis yang diakibtkan dari cara -cara semacam itu. Masyarakat cenderung berpangku tangan, ingin mndapatkan sesuatu dengan instan akhirnya malas untuk bekerja keras,jika praktek -praktek semacam iru terus digalakkan.
Berilah kailnya jangan hanya memberi ikan....Sepertinya pepatah ini sudah usang digerogoti jaman.Sangat mengecewakan dan menyedihkan memang, bila masjid sebesar itu dengan beaya milliyaran rupiah, namun miskin jamaah. Masjid menjadi ramai dan penuh sesak hanya ketika perlombaan saja.
Umat Islam di Indonesia seakan ditampar oleh program Pemkot tersebut. Ternyata masjid hanya penuh orang-orang yang mencari hadiah.
Marilah sejenak kita merujuk pada Sejarah Masjid Quba yang dibangun Nabi Muhammad SAW dengan desain dan konsep yang sangat sederhana. Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah saw. pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah.Meskipun terkesan simple dan sederhana tapi oleh Allah masjid Quba di Nash sebagai masjid yang dibangun atas dasar takwa (Surat At Taubah:108).
Di sebelah utara Masjid dibuat serambi untuk tempat sembahyang yang bertiang pohon korma, beratap datar dari pelepah dan daun korma, bercampurkan tanah liat. Di tengah-tengah ruang terbuka dalam masjid yang kemudian biasa disebut sahn, terdapat sebuah sumur tempat wudhu, mengambil air sembahyang. Kebersihan Masjid sangat terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk dengan leluasa.
Muhammad SAW bukan hanya Nabi dan Rasul tapi juga arsitek ulung, yang mahir memperhitungkan tata ruang yang nyaman agar para jamaah khusu'beribadah. Begitu sempurna konsep pencahayaan dan setting ruang Masjid dengan ventilasi udaranya, sehingga Masjid Quba menjadi rumah dihati mereka.
Apa rahasianya?.....
Masjid yang sederhana tapi jamaah yang menjadi pengikut Nabi di Masjid Quba, menjadi orang -orang yang terpilih dan dekat dengan Allah. Bahkan mereka dijamin syurga. Bukan karena hadiah, bukan karena ditawari kedudukan dan dinar melainkan karena cinta itu betul 2 sudah dihujamkan dijantung hati mereka yang terdalam, cinta kepada agama karena Allah dan Nabinya, melebihi cinta meteka kepada doei mereka sendiri. Ini yang menjadi kata kuncinya.
Jika hati kita sudah dipenuhi cinta (hubb) kepada agama karena Allah dan Rasul maka jutaan masjid bisa engkau ciptakan dalam ruang 2 kalbumu, Harta yang engkau sedekahkan dijalan Tuhan jadilah ia masjid, akal fikiranmu, pekerjaanmu, hobby dan kesenanganmu yang engkau rukukkan kepada Allah maka jadilah jutaan masjid.
Karena Masjid adalah sarana dan juga cara untuk engkau bersujud kepadaNya.Semoga motivasi yang dibangun oleh Walikota Bengkulu itu, mampu mengembalikan semangat kita kembali ke masjid karena Allah, bukan hanya untuk mencari hadiah, apa pun bentuknya. Karena ketaqwaan itu tidak bisa dihitung secara matematis, namun terkadang hitungan matematis itu proses yang harus dihargai upaya menuju ke sana...
Semoga niat Sholat kita tidak berubah niatnya menjadi "Ushalli fardha adhuhri arba'a raka'atin fardhan li (inova)........
Dari perspektif mana pun tidak ada yang salah, walaupun apa yang dilakukan oleh walikota Bengkulu itu sangat kontroversi, banyak yang mendukung juga tidak sedikit yang mencemooh. Hal itu menjadi wajar sebagai akibat dari tumbuh kembangnya kehidupan berdemokrasi di Indonesia. Siapa pun memiliki hak untuk memuji, mengkritik, mencemooh bahkan mencaci-maki seseorang yang tidak disukainya.Inilah budaya yang katanya disebut adiluhung dan kita bangga -banggakan.
Kita, dengan mata telanjang dan cara perpikir sederhana membuat simpulan bahwa orang-orang yang ke Mssjid At Taqwa di kota Bengkulu dikarenakan turut berpartisipasi dalam lomba, atau memang betul -betul sholat bukan karena Innova dan hadiah lainnya.Padahal kalau kita menelisik lebih dalam hakikat sholat adalh karena Alah (inna shalatii wanusukii wamahyaaya wa mamati lillahi rabbi al 'alamiin ). Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku itu hanya karena Allah .
Tidak tanggung-tanggung hadiah yang ditebarkan oleh Pemkod; mobil, umroh, haji dan masih banyak hadiah yang menarik.Tujuan diselenggarakannya event itu adalah untuk menciptakan Bengkulu sebagai Kota Religius dengan cara meramaikan masjid pada waktu salat. Hadiah tersebut diberikan sebagai motivasi dan pengharagaan bagi mereka yang telah melaksanakan ibadah sholat berjamaah..
Saya tidak mempermasalahkan program tersebut, sepanjang tidak mengabaikan program yang lebih penting, misalnya mengabaikan hak-hak warga kurang mampu/miskin entah dari aspek pendidikan, kesehatan dan ketersediaan lapangan pekerjaan unruk mnciptak kesejahteraan bersama.
Sudah tidak dipungkiri jika bngsa ini para pemimpinnya doyan membagi 2kan BLT(Bantuan lansung tunai), memberi hadiah ini dan itu tapi tidak mempertimbangkan dampak psikologis yang diakibtkan dari cara -cara semacam itu. Masyarakat cenderung berpangku tangan, ingin mndapatkan sesuatu dengan instan akhirnya malas untuk bekerja keras,jika praktek -praktek semacam iru terus digalakkan.
Berilah kailnya jangan hanya memberi ikan....Sepertinya pepatah ini sudah usang digerogoti jaman.Sangat mengecewakan dan menyedihkan memang, bila masjid sebesar itu dengan beaya milliyaran rupiah, namun miskin jamaah. Masjid menjadi ramai dan penuh sesak hanya ketika perlombaan saja.
Umat Islam di Indonesia seakan ditampar oleh program Pemkot tersebut. Ternyata masjid hanya penuh orang-orang yang mencari hadiah.
Marilah sejenak kita merujuk pada Sejarah Masjid Quba yang dibangun Nabi Muhammad SAW dengan desain dan konsep yang sangat sederhana. Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah saw. pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah.Meskipun terkesan simple dan sederhana tapi oleh Allah masjid Quba di Nash sebagai masjid yang dibangun atas dasar takwa (Surat At Taubah:108).
Di sebelah utara Masjid dibuat serambi untuk tempat sembahyang yang bertiang pohon korma, beratap datar dari pelepah dan daun korma, bercampurkan tanah liat. Di tengah-tengah ruang terbuka dalam masjid yang kemudian biasa disebut sahn, terdapat sebuah sumur tempat wudhu, mengambil air sembahyang. Kebersihan Masjid sangat terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk dengan leluasa.
Muhammad SAW bukan hanya Nabi dan Rasul tapi juga arsitek ulung, yang mahir memperhitungkan tata ruang yang nyaman agar para jamaah khusu'beribadah. Begitu sempurna konsep pencahayaan dan setting ruang Masjid dengan ventilasi udaranya, sehingga Masjid Quba menjadi rumah dihati mereka.
Apa rahasianya?.....
Masjid yang sederhana tapi jamaah yang menjadi pengikut Nabi di Masjid Quba, menjadi orang -orang yang terpilih dan dekat dengan Allah. Bahkan mereka dijamin syurga. Bukan karena hadiah, bukan karena ditawari kedudukan dan dinar melainkan karena cinta itu betul 2 sudah dihujamkan dijantung hati mereka yang terdalam, cinta kepada agama karena Allah dan Nabinya, melebihi cinta meteka kepada doei mereka sendiri. Ini yang menjadi kata kuncinya.
Jika hati kita sudah dipenuhi cinta (hubb) kepada agama karena Allah dan Rasul maka jutaan masjid bisa engkau ciptakan dalam ruang 2 kalbumu, Harta yang engkau sedekahkan dijalan Tuhan jadilah ia masjid, akal fikiranmu, pekerjaanmu, hobby dan kesenanganmu yang engkau rukukkan kepada Allah maka jadilah jutaan masjid.
Karena Masjid adalah sarana dan juga cara untuk engkau bersujud kepadaNya.Semoga motivasi yang dibangun oleh Walikota Bengkulu itu, mampu mengembalikan semangat kita kembali ke masjid karena Allah, bukan hanya untuk mencari hadiah, apa pun bentuknya. Karena ketaqwaan itu tidak bisa dihitung secara matematis, namun terkadang hitungan matematis itu proses yang harus dihargai upaya menuju ke sana...
Semoga niat Sholat kita tidak berubah niatnya menjadi "Ushalli fardha adhuhri arba'a raka'atin fardhan li (inova)........
0 komentar:
Posting Komentar