Muhammad assiry
Menara Kudus, 20 Juli 2017
Menara Kudus, 20 Juli 2017
Ketika Musa menginginkan melihat wujud Allah
Sebagai pembuktian akan adaNya
Sedikit sekali Allah menunjukkan gejalaNya
Maka luluh lantak bukit tursina
Sebagai pembuktian akan adaNya
Sedikit sekali Allah menunjukkan gejalaNya
Maka luluh lantak bukit tursina
Begitu maha dasyatnya diriNya
Cukup jangan kita fikirkan tentang dzatNya
Teruslah mengelus dan merengkuh ciptaanya
Sebagai bukti eksistensi Ia ada
Tak perlu engkau bertanya apakah kaligrafi aku cinta?
Tidak ada lagi jarak, batasan tentang aku dan ia karena fana
Jiwaku dan keindahan setiap huruf melebur dalam setiap gejala
Bahkan menyatu dalam desah, denyut dan suara yang keluar dari debar adalah cinta
Aku menjelma menjadi tazyin dan sesekali tertidur pulas dipangkuan fa'
Dari ribuan kalamullah yang aku goreskan berlama-lama
Terkadang aku tinta, potongan pena atau serpihan sisa handam hingga aku sendiri lupa
Siapa sesungguhnya aku karena otakku penuh oleh keindahanNya
Panas, dingin, demam dan merasa seperti mabuk
Menari dan mengibaskan setiap gerakan indah tapi menusuk
Ak melihat sepasang huruf wau ma'qus membuatku tak lagi terpuruk
kepakan huruf terus saja menerbangkanku ke alam nirwana hingga membunuh suntuk
Ooouuhhh luka, sekarang engkau menjadi jutaan warna
Melukis setiap potongan huruf hidupku dengannya
Muram, gelap, terang dan cahaya melebur bersama
Hingga tak ku kenali lagi antara duka atau suka.
#kumpulan_puisi_kaligrafi_muhammad_assiry
www.pesantrenkaligrafipskq.com
0 komentar:
Posting Komentar