Assiry gombal mukiyo, 20 Juni 2016
Bertahun-tahun Puasa Ramadhan dari dahulu hingga kini aku tidak betul-betul bisa merasakan bagaimana Maqam tingkatan orang-orang yang berpuasa.
Lha wong tingkatan puasa "maqam awwam" yang puasanya hanya menahan diri dari tidak makan minum saja aku tidak bisa apalagi kok sampai pada tataran maqam "khusus". Yang kriterianya adalah ketika melihat apa saja yang berbau makanan selezat apapun tidak mempengaruhi dan menggodanya. Melihat apa saja yang umumnya orang akan horny, nafsu minimal bergerak-gerak dalam sangkar celananya juga tidak ada pengaruhnya. Puasanya sudah pada taraf menjaga seluruh anggota badannya. Lisannya puasa dari berbicara kotor dan mengadu domba, kakinya puasa menjauhkan dari melangkah ke tempat-tempat yang dimurkaiNya, hidungnya, matanya, telinga, rambut, melebur dalam keindahan dan kesejatian puasa.
Apalagi ko sampai pada maqam atau level puasa 'khusus al khusus" atau puasa sangat khusus yang kriterianya adalah orang yang puasanya sudah pada puasa hati dan fikiran sehingga membuahkan "kesalehan sosial". Puasanya hanya mencari keridhoan Allah semata atas apapun yang dilakukannya membuahkan dampak positif kepada sesamanya. Sedikit saja berfikir atau berburuk sangka terhadap orang lain, sekelebat saja berfikir dari yang selain Allah sudah dianggap batal puasanya. Puasa level ini sudah tidak lagi memikirkan perutnya sendiri tapi lebih mengutamakan pada kesejahteraan dan memberikan kedamaian sesama, menabur ketentraman hidup dan kemaslahatan ummat manusia.
Sedangkan aku. Aku hanya gigolo cap teri. Aku melihat siang hari ada warung terbuka sedikit saja aku sudah mengendap-endap dan tergoda ingin makan. Untuk menahan diri dari melihat apa saja yang terbuka, aku tidak memiliki ketahanan lahir dan bathin yang prima. Apalagi jika melihat celana perempuan yang ketat hingga "nyeplok" celana dalamnya mataku jelalatan. Atau melirik perempuan yang "berjilboob" saja aku sudah horny dan kelimpungan. Sehingga aku sudah bisa pastikan batal puasaku.
Karena puasaku adalah pada level lebih rendah dari puasa "awwam" atau puasanya orang umum, maka aku berharap apapun yang terbuka pada bulan ramadhan semuanya aku ingin ditutup. Celana yang terbuka, sarung, baju, kutang, sempak, pintu warung sekecil apapun, Restoran, Mall, Plaza, KFC, CFC, pokoknya apa saja tidak boleh ada yang terbuka sedikitpun.
Bahkan jika engkau adalah berjenis kelamin perempuan. Tolong sedikit saja jangan pernah engkau membuka pintu hatimu. Tutuplah serapat-rapatnya untukku agar aku tidak masuk didalamnya.
Apalagi ko sampai pada maqam atau level puasa 'khusus al khusus" atau puasa sangat khusus yang kriterianya adalah orang yang puasanya sudah pada puasa hati dan fikiran sehingga membuahkan "kesalehan sosial". Puasanya hanya mencari keridhoan Allah semata atas apapun yang dilakukannya membuahkan dampak positif kepada sesamanya. Sedikit saja berfikir atau berburuk sangka terhadap orang lain, sekelebat saja berfikir dari yang selain Allah sudah dianggap batal puasanya. Puasa level ini sudah tidak lagi memikirkan perutnya sendiri tapi lebih mengutamakan pada kesejahteraan dan memberikan kedamaian sesama, menabur ketentraman hidup dan kemaslahatan ummat manusia.
Sedangkan aku. Aku hanya gigolo cap teri. Aku melihat siang hari ada warung terbuka sedikit saja aku sudah mengendap-endap dan tergoda ingin makan. Untuk menahan diri dari melihat apa saja yang terbuka, aku tidak memiliki ketahanan lahir dan bathin yang prima. Apalagi jika melihat celana perempuan yang ketat hingga "nyeplok" celana dalamnya mataku jelalatan. Atau melirik perempuan yang "berjilboob" saja aku sudah horny dan kelimpungan. Sehingga aku sudah bisa pastikan batal puasaku.
Karena puasaku adalah pada level lebih rendah dari puasa "awwam" atau puasanya orang umum, maka aku berharap apapun yang terbuka pada bulan ramadhan semuanya aku ingin ditutup. Celana yang terbuka, sarung, baju, kutang, sempak, pintu warung sekecil apapun, Restoran, Mall, Plaza, KFC, CFC, pokoknya apa saja tidak boleh ada yang terbuka sedikitpun.
Bahkan jika engkau adalah berjenis kelamin perempuan. Tolong sedikit saja jangan pernah engkau membuka pintu hatimu. Tutuplah serapat-rapatnya untukku agar aku tidak masuk didalamnya.
0 komentar:
Posting Komentar