Assiry gombal mukiyo, 30 Juni 2016
Ya Ayyatuhan nafsul muthaminnah irji’ii ila robbiki rhodhiyatan mardhiyyah fad-khuli fi ‘ibaadi wad-khuli jannati.
Saya ucapkan innalillahi wainna ilaihi Raji'un. Kami dari keluarga besar PSKQ Modern ikut berbela sungkawa dalam duka dan bahagia. Kami ikut berduka atas berpulangnya Ibunda Nyai Hj.Fatmah ke pangkuan Allah SWT.
Saya berduka karena Ibu.H.Fatmah adalah Istri Eyang Kakung KH.Ahmad Mushtofa Bisri yang selama ikut andil besar baik lahir maupun bathin menemani Gus Mus panggilan akrabnya KH.Ahmad Musthofa Bisri berdakwah dan menegakkan syiar berbagai lintas batas agama, ras, suku, aliran dan strata sosial dan apapun itu.
Sedangkan Kebahagiaan saya adalah ketika saya meyakini bahwa Ibunda Nyai H.Fatma bukan saja memilki unsur kelembutan perempuan, tetapi benar-benar perempuan yang dipanggil dan menghadap Allah untuk masuk di dalam golongan orang yang benar-benar menghamba kepada Allah dan masuk surga.
Ibu Nyai Hj.Fatmah yang memiliki tiga kesucian. Suci sebagai wanita, suci sebagai istri, dan suci sebagai ibu bagi anak-anaknya.
Karena tiga kesuciannya itu, Allah sudah meluluskan Ibu Nyai Hj.Fatma untuk memasuki gerbang disetiap pintu -pintu syurga .Tak ada kata semoga, sebab Ibunda Nyai Hj.Fatmah kontan sudah berada di Surga bersama Ibu Hawa, Maryam, Khadijah, Aisyah, Aisiyyah, dan wanita-wanita mulia lainnya.
Orang yang mati di jalan Allah itu mati, melainkan dia hidup di dalam rahmat dan rizki-Nya. Ibu Nyai Hj. Fatma itu meninggal sebagai syahidah, ia langsung berada di surga. Maka mari orang-orang laki-laki menjunjung dan menghormati wanita, sebab mereka lebih mulia dan lebih berat bebannya.
Hari ini saya berduka dalam bahagia dan berbahagia dalam duka. Justru kami semua dan keluarga besar PSKQ Modern memohon doa Ibu Hj.Fatmah agar kelak kami semua bisa berkumpul dengan engkau Ibunda Nyai.Hj Fatmah. Kami adalah insan-insan yang kerdil dan berlumur kenistaan. Sedangkan engkau memasuki syurga yang tanpa perlu dihisab lagi.
Tidak berlebihan jika saya berbicara seperti itu. Saya menyadari dan meyakini betul bahwa kesuksesan Eyang Kakung Simbah KH. Musthofa Bisri dalam berdakwah dengan berbagai media termasuk media sastra, berhasil menjadikan Gus Mus sebagai sosok yang "ngayomi" dan meneduhkan khususnya warga Nahdliyyin (NU) dan sekaligus menjadi Bapak Bangsa adalah sebab dari peran dibalik layar Ibunda Nyai Hj.Fatmah.
Dalam konteks ini Posisi Ibu Nyai Hj.Fatmah identik dengan kepemimpinan dalam shalat berjamaah, yakni perempuan selalu berada di belakang. Perempuan adalah penggembala dalam konteks pemimpin yang angon (menggembala) kaum laki-laki yang berada di depannya.
Wanita terdahsyat dan perkasa bagi lelaki, bukan dia yang pesonanya memukau banyak mata, membuat "dlongop" banyak pria yang melihatnya melainkan yang siap menjadi madrasah cinta bagi anak-anaknya, menjadi baju untuk terus menghangatkan, menutupi kekurangan jiwa dan raga bagi Suaminya.
Ibunda Nyai Hj.Fatma semoga para perempuan bangsa ini memilki jiwa seindah dan semegah dirimu, agar setiap Suami merasakan keteduhan dan kenyamanan syurga. Amiiin.
0 komentar:
Posting Komentar